Duta Baca Harus Ubah Image Perpustakaan


Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Ardiansyah Lamasitudju bersama Duta Baca Provinsi Sulteng, Asrianti, melakukan penandatanganan nota kesepemahaman atau Memorandum of Undestanding (MoU).

Ardiansyah mengatakan, tujuan MoU itu untuk menjalankan beberapa program yang diajukan oleh Duta Baca Sulteng. “Duta Baca adalah sebuah perkumpulan para anak-anak Indonesia, yang merupakan perpanjangan dari perpustakaan untuk mengembang tumbuhkan budaya baca masyarakat, dengan tujuan untuk meningkatkan literasi. Karena visi Perpustakaan Nasional (Perpusnas RI), literasi untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Ardiansyah, di kantornya, Rabu, 27 Mei 2020.

Kata Ardiansyah, Duta Baca dibentuk untuk mengubah image bahwa perpustakaan bukan hanya merupakan tempat pajangan buku, untuk didatangi para kaum cendekiawan dalam melakukan penelitian atau membuat karya tulis dan lainnya. Tetapi perpustakaan adalah sentral informasi, pendidikan, pelatihan, keterampilan, bahkan sentral rekreasi. “Tiga sentral itu akan dikembangkan oleh Duta Baca, untuk lebih menyampaikan kepada masyarakat umum bahwa Perpustakaan untuk semua masyarakat, bukan hanya untuk kaum cendekiawan, pelajar, mahasiswa saja,” katanya.

Ardiansyah mengatakan, literasi sangat diyakini dapat membangun keterampilan atau life skills masyarakat. Agar masyarakat semakin sejahtera kedepannya. “Semboyan Perpusnas RI adalah literasi untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi berbagai kegiatan terkait dengan kondisi kekinian yang dilakukan oleh para Duta Baca tujuannya menumbuhkembangkan minat, sekaligus menjadi budaya atau kebiasaan membaca kepada seluruh masyarakat, utamanya warga di desa-desa,” jelasnya.

Kata Ardiansyah, semua masyarakat diharapkan mendapat informasi terkini, terkait dengan situasi kekinian, bahkan terkait dengan kebutuhan yang berkaitan dengan keterampilan yang diinginkan oleh masyarakat itu sendiri. “Sehingga jika masyarakat itu suka bertani, maka keterampilan bertani yang harus disampaikan kepada mereka. Jika dia masyarakat nelayan, maka keterampilan yang lagi trend sekarang tentang nelayan, itu yang disampaikan ke mereka,” ungkapnya. Kemudian kata dia, masyarakat harus di dorong dengan perkembangan sains dan teknologi, karena saat ini adalah era digital.

Karena itu, Perpustakaan saat ini sudah memiliki sistem digital luar biasa, yang dengan mudah diteruskan kepada masyarakat. “Keberadaan Duta Baca sangat penting, karena dibutuhkan orang-orang sebagai perpanjangan tangan Perpusnas, untuk menyampaikan lebih cepat dalam mengakselerasi penyampain informasi ke masyarakat,” pungkasnya.


Bagikan: